WORKSHOP LA LIGHTS INDIE MOVIE Passion Never Dies


WORKSHOP LA LIGHTS INDIE MOVIE
Passion Never Dies





Sabtu, 2 Juni 2012
Hari itu mungkin bagi sebagian orang sama seperti hari biasanya, mungkin ada juga perayaan spesial hari itu, atau kegiatan yang luar biasa. Bagiku hari itu adalah jawaban yang ketiga, kegiatan yang luar biasa. Workshop LA Lights Indie Movie 2012 kali ini menyajikan sesuatu yang tak kalah luar biasa dari tahun kemarin dan yang menjadikan workshop ini special adalah 20 anggota UKMS TITIK kesana bersama 12 dulur-dulur dari UKM DKK, UKM JANTER, UKM OKSIGEN, dan UKM DINDING. Kita ber-tiga puluh dua berangkat mengikuti workshop, menikmati ilmunya bersama-sama.
Sesi pertama workshop di isi oleh Jujur Prananto dan Titien Wattimena, keduanya merupakan penulis skenario yang berbakat. Karya film yang mereka tulis salah satunya adalah Ada Apa Dengan Cinta? (Jujur Prananto) dan ? (tanda tanya.red) (Titien Watiimena). Sesi I yang diberi judul “The Script Battle The Scriptwriter vs The Audience” membahas pentingnya prespektif penonton. Sebuah skenario professional dikupas bersama script doctor yang membantu penulis skenario dalam membuat skenario dari perspektif penonton sehingga menjadi lebih ramah bagi penontonnya. Pembahasan skenario dilanjutkan dengan memodifikasi skenario tersebut bersama-sama. Skenario yang ramah penonton bukan berarti menghilangkan idealisme sebuah cerita. Justru disinilah saatnya seorang penulis skenario menyampaikan isi jiwanya kepada tim produksi untuk membuat film yang akan mengajak penonton bisa menikmati filmnya.  Sebuah kalimat yang begitu bagus dari sesi pertama tersebut yaitu you’ll never write alone. Kalimat tersebut menyuntikkan semangat agar kita jangan takut untuk menulis skenario.
Setelah breaklunch sesi kedua workshop tersebut dibuka dengan penjelasan tentang teknis kamera oleh German Mintapradja yang merupakan seorang Director of Photography, salah satu produksi film yang ikut ia tangani adalah Biola tak Berdawai yang disutradarai oleh Nia Dinata. Bang haji (sapaan hangat pak german) menjelaskan tentang teknik pengambilan gambar, sudut-sudut pengambilan gambar, dan komposisi yang mencakup tipe shot dalam pengambilan gambar.
Setelah bang haji, bang John De Rantau memberikan materi penyutradraan. Sutaradara dari film “Denias, Senandung di atas Awan” tersebut menerangkan tentang step-step menjadi seorang sutradara dan menjawab pula pertanyaan yang selama ini melekat yaitu “bikin film itu butuh apa aja sih?”. Kunci bikin film itu adalah yang pertama dan paling utama yaitu passion atau hasrat untuk menghasilkan sesuatu atau keinginan. Kemudian yang kedua adalah nyali atau keberanian. Selain itu tambah wawasan kita dengan perbanyak nonton dan perbanyak baca. Selain itu bang John juga mengatakan bahwa, “bikin film itu gampang”. Kalimat tersebut mendapat banyak tepuk tangan karena kalimat itu mendorong passion kita untuk memproduksi film.
Sesi kedua berakhir dengan pembuatan micro movie on the spot yang langsung disutradarai John De Rantau, German Mintapradja sebagai DOP sekaligus kameraman, diperankan oleh Prisia Nasution serta Donny Alamsyah, dan dibantu beberapa crew lainnya dari panitia. Produksi film yang singkat tersebut langsung masuk dapur editing dan ditayangkan di akhir workshop.
Materi terakhir tentang visual effect diberikan oleh Dana Riza dan rekannya, mereka berdua seolah ingin menunjukkan kehebatan orang Indonesia dalam hal visual effect dan memotivasi kita untuk menekuni bidang tersebut agar di masa mendatang film Indonesia mampu bersaing dengan film Asing sekelas Hollywood.
Selain materi-materi di arena workshop juga tersedia movie day yaitu berisi booth-booth yang memfasilitasi peserta untuk menanyakan langsung proses produksi film baik yang berkaitan dengan editing audio, video, visual effect, screening movie, casting, bahkan alat-alat yang digunakan untuk produksi film.
Workshop tersebut menyorot banyak perhatian terutama di kalangan film maker indie. Bagi rombongan Jember khususnya UKMS TITIK workshop ini sangat bermanfaat dan menjawab keingintahuan kita tentang film dan segala proses didalamnya.
Sabtu 2 Juni 2012 kita tutup dengan berwisata ke BNS. Wisata bersama ini bertujuan semata-mata untuk menambah keakraban dulur-dulur sekalian dan memeperat tali persaudaraan kita.
Semoga di tahun mendatang kita bisa mengikuti acara ini lagi dengan pasukan yang lebih banyak dan ilmu yang lebih dahsyat. Terimakasih banyak atas partisipasi dulur-dulur semua dan semua pihak yang membantu untuk mensukseskan acara ini. See you next year.
Salam sinema!
Salam budaya!!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bidang Tari

Tari Modern

Pointilis