MIMPI ITU MULAI DIRAIH

Beberapa hal yang terungkap ketika pelatihan Motivation Training adalah pengungkapan sebuah impian. Hampir 60% peserta memiliki impian untuk menjadi seorang tenaga pengajar semisal seorang dosen. Kalo boleh intermezzo dikit nih.... lagu nasional yang selama ini kita kenal adalah “Himne Guru”, suatu saat kita ciptain Himne Dosen yuk.... biar seimbang gitu. Oke, kembali kejalan yang benar, dan sisa dari peserta yang lain memiliki impian beragam seperti dokter, wiraswasta, dan polisi. Pertanyaan yang muncul adalah jika memang itu impian mereka, kenapa mereka masuk di MIPA? Pertanyaan itu juga mungkin ada dalam benak temen-temen yang sedang membaca tulisan ini.
           
Jawaban yang tepat adalah keberhasilan bukanlah ketika mendapatkan apa yang diimpikan tetapi proses untuk mendapatkan impian. Tanyakan pada diri anda, kenapa hasil pengumuman SNMPTN pada waktu itu menunjuk anda masuk MIPA? Padahal anda sudah berusaha untuk masuk ke dalam fakultas yang anda senangi. Kami hanya menyarankan jawaban “karena Tuhan telah memberikan jalan kami untuk berproses dengan cara mengasah logika dan kreativitas yang sangat berpotensi dalam diri kami”
            Sementara itu, sebagian besar dari peserta memiliki bakat membaca, menulis, musik, dan design interior. Hubungan antara bakat, proses, dan impian apa? Padahal antara bakat yang mereka miliki masih melenceng dari impian mereka. Bakat merupakan manivestasi terdekat dari impian..... apakah bisa seorang yang memiliki bakat musik bisa menjadi wirausahawan sukses? Bisa... karena dalam bermusik sesorang diajarkan untuk selalu berkreasi dan berimprovisasi akan tetapi tetap teratur dengan intonasi. Bayangkan jika hal tersebut diaplikasikan dalam dunia bisnis, usahanya terus berkembang dengan improvisasi ide dan kreasi yang dia miliki hingga menciptakan sebuah inovasi akan tetapi dia tetap teratur dalam etika bisnis yang benar.

Apakah seorang desaign interior bisa menjadi seorang tenaga pengajar? Sangat bisa, desaign interior mengutamakan kerapian, keindahan, dan kenyamanan atau bisa kita sebut dengan pelayanan terhadap publik. Seorang pengajar bertugas memberikan pelayanan jasa bagi muridnya untuk menggapai ilmu, jika seorang tenaga pengajar itu memiliki konsep pengajaran yang rapi maka muridnya akan merasa nyaman mengikuti pelajaran tanpa merasa terbebani dan takut terhadap pengajar. Bayangkan apa yang terjadi jika siswa kita bisa mengaplikasikan pelajaran yang kita berikan?
Apakah seorang yang gemar membaca dan menulis bisa menjadi seorang dokter? Padahal seorang dokter memerlukan pendidikan profesi dokter. Jawablah dengan sangat tegas kawan “bisa lebih dari seorang dokter!” tugas utama seorang dokter adalah mengurangi rasa sakit pada pasiennya, rasa sakit bukan hanya secara fisikli tetapi juga mental. Orang yang gemar membaca dan menulis sangat berpotensi memiliki ilmu pengetahuan yang luas, jika suatu ketika terjadi kecelakaan... orang yang pertama kali akan memberikan masukan tentang tindakan yang harus dilakukan adalah orang yang berani dan memiliki pengetahuan. Jika teman-teman lihat, setiap bagaian provinsi pasti memiliki Kepala Dinas Kesehatan yang menaungi seluruh Rumah Sakit di provinsi tersebut dan untuk menjadi Kepala Dinas tidak diwajibkan bergelar dokter, akan tetapi harus memiliki title s2 international. Orang yang gemar membaca dan menulis memiliki pengetahuan yang luas sebagai modal untuk nilai akademik yang good, setelah itu berusaha mendapatkan beasiswa internasional, so.... setiap orang berpeluang. Seorang leader hanya memerlukan kepribadian yang memiliki kasih sayang terhadapa rekan kerja yang di naunginya.
Secara tidak langsung Tuhan telah menganugerahkan bakat dalam bentuk sesuatu hal yang kita senangi sebagai cara terdekat utnuk meraih impian..... kembangkanlah bakat.... itu salah satu kutipan lirik dalam Mars Titik. Pahami itu..... Sukses!... Salam Budaya! 


by. 


 Tuyul (Angkatan Pandawa UKMS TITIK)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bidang Tari

Tari Modern

Pointilis